Selasa, 17 April 2012

Salah Satu Pesan Ibu.



Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka


Artinya :
Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuan-MU

.
Itulah sholawat yang selalu ibu ingatkan ketika saya hendak melakukan sesuatu. Selain bacaan basmalah yg sudah harus dibiasakan, sholawat ini juga merupakan "mantra" sangat penting bagi saya. Ketika saya di perjalanan, belajar, ujian, atau hal-hal yang mendesak, apapun itu. "mantra" ini memang sudah sangat melekat di kepala karena sudah didengungkan sejak Madrasah Ibtidaiyyah (setingkat SD).
Sholawat Tafrijiyyah (sholawat memohon kelepasan dari kesusahan dan bencana) adalah antara sholawat yang terkenal diamalkan oleh para ulama kita. Sholawat ini juga dikenali sebagai Sholawat at-Tafrijiyyah al-Qurthubiyyah (dinisbahkan kepada Imam al-Qurthubi), dan ada juga ulama yang menisbahkannya kepada Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam al-Husain r.anhuma. Di negeri sebelah maghrib, ianya dikenali sebagai Sholawat an-Naariyah kerana menjadi amalan mereka apabila ingin melaksanakan sesuatu hajat atau menolak sesuatu bencana, mereka akan berkumpul dan membaca sholawat ini 4444 kali lalu terkabul hajat mereka dan tertolak segala malapetaka secepat api yang menyambar atau membakar. Ianya juga dikenali sebagai Miftahul Kanzil Muhiith li naili muraadil ‘abiid (kunci perbendaharaan yang meliputi untuk menyampaikan harapan si hamba). Sholawat ini mempunyai keistimewaannya kerana selain sholawat ianya merupakan tawassul kepada Allah dengan Junjungan Nabi s.a.w. di mana kita menyebut nama dan dhamir Junjungan s.a.w. sebanyak 8 kali.
Menurut Imam al-Qurthubi sesiapa yang melazimi akan sholawat ini setiap hari 41 kali atau 100 kali atau lebih, nescaya Allah melepaskan kedukaan, kebimbangan dan kesusahannya, menyingkap penderitaan dan segala bahaya, memudahkan segala urusannya, menerangi sirnya, meninggikan kedudukannya, memperbaikkan keadaannya, meluaskan rezekinya, membuka baginya segala pintu kebajikan, kata-katanya dituruti, diamankan dari bencana setiap waktu dan dari kelaparan serta kefakiran, dicintai oleh segala manusia, dimakbulkan permintaannya. Akan tetapi untuk mencapai segala ini, seseorang itu hendaklah mengamalkan sholawat ini dengan mudaawamah (berkekalan).
Imam as-Sanusi berkata bahawa sesiapa yang melazimi membacanya 11 kali setiap hari, maka seakan-akan rezekinya turun langsung dari langit dan dikeluarkan oleh bumi.
Imam ad-Dainuri berkata bahawa sesiapa yang membaca sholawat ini dan menjadikannya wirid setiap selepas sholat 11 kali, nescaya tidak berkeputusan rezekinya, tercapai martabat yang tinggi dan kekuasaan yang mencukupi. Sesiapa yang mendawamkannya selepas sholat Subuh setiap hari 41 kali, tercapai maksudnya. Sesiapa yang mendawamkannya 100 kali setiap hari, terhasil kehendaknya dan memperolehi kehormatan/kemuliaan melebihi kehendaknya. Sesiapa yang mendawamkannya setiap hari menurut bilangan para rasul (313 kali) untuk menyingkap segala rahsia, maka dia akan menyaksikan segala apa yang dikehendakinya. Sesiapa yang mendawamkannya 1000 kali sehari, maka baginya segala yang tidak dapat hendak diterang dengan kata-kata, tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar dan tidak pernah terbetik di hati manusia.
Imam al-Qurthubi juga berpesan bahawa sesiapa yang berkehendak untuk menghasilkan hajatnya yang besar atau menolak bencana yang menimpa, maka bacalah sholawat ini sebagai tawassul dengan Junjungan Nabi yang empunya akhlak yang agung 4,444 kali, nescaya Allah ta`ala akan menyampaikan kemahuan dan harapan itu atas niat si pembaca. Ibnu Hajar al-’Asqalani telah menyebut akan kelebihan bilangan ini sebagai iksir fi sababit ta`siir (pati ubat sebagai penyebab berlakunya kesan).
Menurut kata ulama, sholawat ini adalah merupakan satu perbendaharaan daripada khazanah-khazanah Allah, dan bersholawat dengannya merupakan kunci-kunci pembuka segala khazanah-khazanah Allah yang dibukakan Allah bagi sesiapa yang mendawaminya serta dengannya seseorang boleh sampai kepada apa yang dikehendaki Allah s.w.t. Oleh itu silalah ikhwah semua merujuk kepada para ulama kita (ingat bukan ulama mereka kerana karang semuanya akan dibid`ahsesatkan) dan melihat akan karangan-karangan terdahulu seperti “Afdhalush Sholawat ‘ala Sayyidis Saadaat” karangan Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, “Jawahirul Mawhub” dan “Lam`atul Awrad” kedua-duanya karangan Tok Syaikh Wan ‘Ali Kutan al-Kelantani, “Khazinatul Asrar” karangan Syaikh Muhammad Haqqi an-Naazili dan lain-lain lagi. Sesiapa yang tak ingin beramal dengannya, tak mengapa, amalkan sahaja apa yang kamu nak amal, jangan nak berbalah pulak dengan aku kerana aku sekadar menukil kata ulama. Daripada berbalah, elok kita perbanyakkan sholawat, shollu ‘alan Nabiy.

Sumber : http://www.ijabah.co.cc
Lanjut Baca Klik Sini..

Inilah Wasiat Pemimpin Besar !! Apa itu?



Menjalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad al-fatih merasaan kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari itu ia merasa layak bicara. Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya satu : ia telah bekerja.

Tiga puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam pegabdian, kerja, karya, yang luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan kepemimpinannya. Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat:

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu, tanpa kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi. Dahuluklan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agama, yang tidak menjauhi dosa besar, dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu bid’ah yang merusak. Jagalah setap jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan sampai binasa. Janganlah sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali dengan cara yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak.”

“Ketahuilah, sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara, maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka yang tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah keperluan mereka.”

“Berhati-hatilah, waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara. Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan sampai engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kta, hidayah itulah jalan kita. Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.”

“Ambilah dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di jalan yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara, berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya. Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.”



Itulah wasiat al-Fatih. Ia telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah dan mengukir prestasi yang insya Allah layak dibanggakan dihadapan Allah SWT dengan membuktikan pada dunia melalui usaha yang nyata. Kini tinggal kita wahai Saudaraku, yang akan merealisasikan hadits Rasulullah SAW “….tsumma takuunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah” dengan fikrah Islam dan thoriqah Rasulullah sebagai senjata kita, akan segera kita taklukkan atas izin Allah, ideologi Kapitalis yang saat ini sebagai benteng kuat di benak seluruh penguasa kaum muslim, dan kita dirikan diatas puing-puingnya Negara KHILAFAH ISLAMIYAH!!! ALLAHU AKBAR!!!

Wallahu a’laam bishowab.
Sumber : http://dakwahkampus.com
Lanjut Baca Klik Sini..

Rabu, 04 April 2012

KEAJAIBAN CUMI-CUMI DAN GURITA



Hewan bertulang belakang adalah makhluk di
bumi yang mampu berlari paling cepat, berenang pal-
ing baik dan terbang paling jauh. Semua ini karena
keberadaan kerangka yang terbuat dari bahan keras
dalam tubuh mereka, misalnya berupa tulang-belulang
yang kokoh. Tulang berfungsi sebagai penyangga kuat
bagi otot-otot yang menegang dan mengendur, yang
melakukan gerakan terus-menerus melalui persendian
yang dapat berputar.

Hewan tak bertulang belakang bergerak dengan
kecepatan lebih rendah dibanding hewan bertulang
belakang. Ini dikarenakan struktur tubuh mereka yang
tidak bertulang.
Meski disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk
hewan tak bertulang belakang yang tidak memiliki
tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai
kemampuan gerak luar biasa berkat adanya sistem
yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak cumi-
cumi tertutupi oleh lapisan jaket tebal. Di bawah
lapisan ini, air disedot dan disemburkan keluar oleh
otot-otot kuat, sehingga menjadikannya mampu
bergerak mundur.

Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah rumit. Pada
kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong.
Air disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam
rongga berbentuk tabung atau silinder dalam
tubuhnya. Lalu ia menyemburkankan air ini keluar
dengan tekanan tinggi melalui sebuah pipa kecil yang
terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat
bergerak cepat dalam arah berlawanan akibat gaya
reaktif, yakni gaya dorong yang berlawanan arah
dengan arah semburan air.
Teknik berenang cumi-cumi memiliki kecepatan
dan daya tahan yang sangat sesuai untuknya. Cumi-
cumi Jepang bernama Todarodues pacificus, dalam
migrasinya yang berjarak 1250 mil (2000 km), bergerak
dengan kecepatan sekitar 1,3 mph (2 km/h). Untuk
jarak dekat, ia mampu mempercepatnya hingga 7 mph
(11 km/h). Beberapa spesies diketahui mampu
melampaui kecepatan 19 mph (30 km/h).

Cumi-cumi meloloskan diri dari musuh dengan
gerakan sangat cepat akibat kontraksi otot yang cepat
tersebut. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan tinta
pekat dan gelap dikeluarkan dari dalam tubuhnya,
sehingga musuh terkejut untuk beberapa saat. Ini
memberikan waktu yang cukup bagi cumi-cumi yang
tak terlihat di belakang awan tinta untuk segera
meninggalkan tempat dan meloloskan diri.
Sistem pertahanan dan cara berenang reaktif cumi-
cumi juga bekerja selama berburu. Mereka dapat
menyerang dan mengejar musuh dengan kecepatan
tinggi. Sistem saraf yang sangat rumit mengatur
penegangan dan pengenduran otot yang diperlukan
selama berenang. Oleh karenanya, sistem pernapasan
mereka juga pastilah sempurna, sehingga memungkin-
kan kerja metabolisme tubuh yang prima yang
diperlukan bagi sistem pancaran air (propulsi jet) pada
cumi-cumi.
Cumi-cumi bukanlah satu-satunya binatang yang
berenang dengan sistem reaktif. Gurita juga
menggunakan sistem ini. Namun, gurita bukanlah
perenang sejati, ia menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan berjalan melintasi bebatuan dan
lembah curam di laut dalam.

Kulit bagian dalam gurita tersusun atas banyak
lapisan otot yang saling bertumpukan. Otot ini
dikelompokkan menjadi tiga jenis: longitudinal, sirkular
dan radial. Susunan otot yang saling memperkuat dan
saling menyeimbangkan ini memungkinkan gurita
melakukan beragam gerakan.
Ketika menyembur air keluar, otot sirkular
mengerut searah panjangnya. Namun, sifat
volumenya yang cenderung tetap menyebabkan otot
tersebut melebar, dan ini biasanya menjadikan tubuh
gurita memanjang. Akan tetapi, otot longitudinal
mencegah pemanjangan ini. Otot radial tetap dalam
keadaan terentang selama peristiwa ini terjadi
sehingga lapisan jaket menebal. Setelah air
disemburkan, otot radial mengerut dan memendek,
sehingga menyebabkan lapisan jaket menipis, dan
rongga jaket pun terisi air kembali. Sistem otot pada cumi-cumi hampir menyerupai
gurita. Tetapi ada satu perbedaan: cumi-cumi memiliki
lapisan urat otot yang disebut mantel sebagai ganti otot
longitudinal pada gurita. Mantel ini terdiri dari dua
lapisan yang menutupi bagian luar dan dalam
tubuhnya, seperti halnya otot longitudinal. Di antara
kedua lapisan ini adalah otot sirkular. Otot radial
terletak di antara lapisan otot sirkular, dalam posisi
tegak lurus.

Terdapat pula desain sempurna tanpa cacat pada
sistem perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya
memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya
menempel dan menggantung pada rongga atau gua-
gua di kedalaman lautan. Embrio cumi-cumi
mendapatkan sari makanan yang telah tersedia dalam
telur hingga saat menetas. Embrio melubangi kulit
penutup telur dengan menggunakan organ kecil mirip
sikat pada bagian ekornya. Organ ini segera hilang
setelah telur menetas. Setiap bagian terkecil dari sistem
perkembangbiakan cumi-cumi telah dirancang dan
berfungsi sebagaimana tujuan perancangannya.
Semua penciptaan menakjubkan ini tak lain adalah
perwujudan ilmu Allah yang tak terbatas.
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-
binatang yang melata yang bertebaran (di muka
bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah,
45:4)
Lanjut Baca Klik Sini..