Rabu, 04 April 2012

KEAJAIBAN CUMI-CUMI DAN GURITA



Hewan bertulang belakang adalah makhluk di
bumi yang mampu berlari paling cepat, berenang pal-
ing baik dan terbang paling jauh. Semua ini karena
keberadaan kerangka yang terbuat dari bahan keras
dalam tubuh mereka, misalnya berupa tulang-belulang
yang kokoh. Tulang berfungsi sebagai penyangga kuat
bagi otot-otot yang menegang dan mengendur, yang
melakukan gerakan terus-menerus melalui persendian
yang dapat berputar.

Hewan tak bertulang belakang bergerak dengan
kecepatan lebih rendah dibanding hewan bertulang
belakang. Ini dikarenakan struktur tubuh mereka yang
tidak bertulang.
Meski disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk
hewan tak bertulang belakang yang tidak memiliki
tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai
kemampuan gerak luar biasa berkat adanya sistem
yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak cumi-
cumi tertutupi oleh lapisan jaket tebal. Di bawah
lapisan ini, air disedot dan disemburkan keluar oleh
otot-otot kuat, sehingga menjadikannya mampu
bergerak mundur.

Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah rumit. Pada
kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong.
Air disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam
rongga berbentuk tabung atau silinder dalam
tubuhnya. Lalu ia menyemburkankan air ini keluar
dengan tekanan tinggi melalui sebuah pipa kecil yang
terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat
bergerak cepat dalam arah berlawanan akibat gaya
reaktif, yakni gaya dorong yang berlawanan arah
dengan arah semburan air.
Teknik berenang cumi-cumi memiliki kecepatan
dan daya tahan yang sangat sesuai untuknya. Cumi-
cumi Jepang bernama Todarodues pacificus, dalam
migrasinya yang berjarak 1250 mil (2000 km), bergerak
dengan kecepatan sekitar 1,3 mph (2 km/h). Untuk
jarak dekat, ia mampu mempercepatnya hingga 7 mph
(11 km/h). Beberapa spesies diketahui mampu
melampaui kecepatan 19 mph (30 km/h).

Cumi-cumi meloloskan diri dari musuh dengan
gerakan sangat cepat akibat kontraksi otot yang cepat
tersebut. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan tinta
pekat dan gelap dikeluarkan dari dalam tubuhnya,
sehingga musuh terkejut untuk beberapa saat. Ini
memberikan waktu yang cukup bagi cumi-cumi yang
tak terlihat di belakang awan tinta untuk segera
meninggalkan tempat dan meloloskan diri.
Sistem pertahanan dan cara berenang reaktif cumi-
cumi juga bekerja selama berburu. Mereka dapat
menyerang dan mengejar musuh dengan kecepatan
tinggi. Sistem saraf yang sangat rumit mengatur
penegangan dan pengenduran otot yang diperlukan
selama berenang. Oleh karenanya, sistem pernapasan
mereka juga pastilah sempurna, sehingga memungkin-
kan kerja metabolisme tubuh yang prima yang
diperlukan bagi sistem pancaran air (propulsi jet) pada
cumi-cumi.
Cumi-cumi bukanlah satu-satunya binatang yang
berenang dengan sistem reaktif. Gurita juga
menggunakan sistem ini. Namun, gurita bukanlah
perenang sejati, ia menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan berjalan melintasi bebatuan dan
lembah curam di laut dalam.

Kulit bagian dalam gurita tersusun atas banyak
lapisan otot yang saling bertumpukan. Otot ini
dikelompokkan menjadi tiga jenis: longitudinal, sirkular
dan radial. Susunan otot yang saling memperkuat dan
saling menyeimbangkan ini memungkinkan gurita
melakukan beragam gerakan.
Ketika menyembur air keluar, otot sirkular
mengerut searah panjangnya. Namun, sifat
volumenya yang cenderung tetap menyebabkan otot
tersebut melebar, dan ini biasanya menjadikan tubuh
gurita memanjang. Akan tetapi, otot longitudinal
mencegah pemanjangan ini. Otot radial tetap dalam
keadaan terentang selama peristiwa ini terjadi
sehingga lapisan jaket menebal. Setelah air
disemburkan, otot radial mengerut dan memendek,
sehingga menyebabkan lapisan jaket menipis, dan
rongga jaket pun terisi air kembali. Sistem otot pada cumi-cumi hampir menyerupai
gurita. Tetapi ada satu perbedaan: cumi-cumi memiliki
lapisan urat otot yang disebut mantel sebagai ganti otot
longitudinal pada gurita. Mantel ini terdiri dari dua
lapisan yang menutupi bagian luar dan dalam
tubuhnya, seperti halnya otot longitudinal. Di antara
kedua lapisan ini adalah otot sirkular. Otot radial
terletak di antara lapisan otot sirkular, dalam posisi
tegak lurus.

Terdapat pula desain sempurna tanpa cacat pada
sistem perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya
memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya
menempel dan menggantung pada rongga atau gua-
gua di kedalaman lautan. Embrio cumi-cumi
mendapatkan sari makanan yang telah tersedia dalam
telur hingga saat menetas. Embrio melubangi kulit
penutup telur dengan menggunakan organ kecil mirip
sikat pada bagian ekornya. Organ ini segera hilang
setelah telur menetas. Setiap bagian terkecil dari sistem
perkembangbiakan cumi-cumi telah dirancang dan
berfungsi sebagaimana tujuan perancangannya.
Semua penciptaan menakjubkan ini tak lain adalah
perwujudan ilmu Allah yang tak terbatas.
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-
binatang yang melata yang bertebaran (di muka
bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah,
45:4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar